Demam Berdarah atau Keracunan?

Selama ini masyarakat mengenali bila trombosit seseorang dibawah standart maka dimungkinkan menderita demam berdarah (DB). Selanjutnya sipenderita harus melakukan perawatan sampai trombositnya merangkak naik sampai angka aman.

Bukan rahasia lagi, ketika Demam Berdarah berjangkit, hampir semua orang menuduh mahluk kecil yang bernama "nyamuk" sebagai biang keladinya. Benarkah nyamuk sebagai penyebar DBD? Sesungguhnyapendapat ini masih perlu dikaji ulang. Jika kita mempelajari lebih dalam apa saja penyebab terjadinya penurunan angka trombosit? Sebab banyak hal yang menyebabkan terjadinya trombosit anjl

k. Diantarany aakibat pola hidup yang tidak seimbang dan strees.

Sebenarnya Demam Berdarah bukanlah masalah baru, dan ternyata wabahnya mulai populer terjadi pada tahun 1632 di Chili Amerika Latin. Selanjutnya wabah melanda diberbagai negara di dunia. Namun karena kondisi perang maka tidak ada laporan resmi tentang penyebab(vektor) penyakit tersebut adalah nyamuk.

Disisi lain gejala-gejala yang dialami oleh penderita demam berdarah, juga ada kemiripan dengan mereka yang terkena, menghirup atau menelan bahan-bahan dasar mesiu yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Bila bahan tersebut dihirup bisa menyebabkan sakit pernapasan, termasuk batuk dan sesak nafas. Gangguan mata yang menyebabkan iritasi seperti kemerahan gatal dan nyeri.

Adapun indikasi umum dari keracunan antara lain mual, muntah, rasa sakit, kram perut, kejang, diare, kebingungan (linglung), warna kulit tidak normal, peningkatan produksi air mata dan air liur, pupil yang mengecil, berkeringan, pusing, koma.

Adapun solusi terhadap penyakit Demam Berdarah bisa dilakukan dengan 3 cara, yaitu: menjaga kesehatan, menjaga tubuh dari unsur-unsur berbahaya, dan mengeluarkan zat-zat bebahaya dari dalam tubuh. (Ibnu Qoyyim)